Sekitar 150 orang warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian Perekonomian. Mereka membawa papan nisan untuk menolak pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di daerahnya. Masing-masing orang membawa papan nisan yang bertuliskan “batubara mematikan” dan mengenakan bendera berwarna kuning yang bertuliskan “tolak PLTU, pilih lingkungan”.
Ada juga yang mengenakan jubah warna hitam dan topeng serta membawa sebuah pisau, layaknya malaikat pencabut nyawa layaknya di film. Aksi ini didominasi oleh pria, akan tetapi ada juga ibu-ibu yang membawa anaknya yang masih kecil. Sebagian dari mereka mencat mukanya bergambarkan tengkorak. Hal ini mereka lakukan untuk menolak pembangunan PLTU di Kabupaten Batang, yang menurut mereka dapat menghilangkan lahan pencaharian warga untuk mencari nafkah, dan dapat merusak lingkungan yang berada di sana.
“Saya tidak menuntut apa-apa, pak. Kami hanya ingin pembangunan ini dihentikan, karena kami rakyat kecil, rakyat tidak berdaya, nanti kami mau makan apa pak,” ujar orator di depan Gedung Kementerian Perekonomian, Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2013).
Rencananya pemerintah akan membangun PLTU batubara yang diklaim sebagai PLTU batubara terbesar di Asia Tenggara, yang akan dibangun di lima Desa di Kabupaten Batang. Yaitu Desa Karanggeneng, Roban, Ujungnegoro, Wonokerso dan Ponowerang.
Proyek raksasa itu akan menggunakan lahan seluas 370 hektar, yang mencakup lahan pertanian produktif, perkebunan melati dan di kawasan konservasi laut di daerah Ujungnegoro dan Roban, yang merupakan kawasan kaya akan terumbu karang dan wilayah bagi masyarakat sekitar untuk menangkap ikan. Selain dapat menghilangkan pendapatan para warga sekitar, proyek pembangunan PLTU ini diyakini dapat merusak kekayaan alam yang berada di daerah ini, seperti tanah dan tercemarnya laut.
“Bukan hanya itu, untuk apa selama ini pemerintah mengkampanyekan selamatkan lingkungan kita,” ujar koordinator aksi, Ridwan Bakar kepada Kompas.com.
Saat ini beberapa perwakilan dari pendemo sudah diterima oleh pihak Kemenko Perekonomian. Sementara itu puluhan petugas kepolisian berjaga untuk mengamankan jalannya aksi yang sudah dimulai sejak pukul 08.00 tadi.
Sumber : kompas.com