Satu tahun 5 bulan pasca rapat kerja nasional (Rakernas) YLBHI di Bandung, YLBHI-LBH kantor tidak ada perubahan yang signifikan. Ketika itu, LBH Kantor serta YLBHI mendeklarasikan bahwa LBH sudah keluar dari krisis bahkan adanya kesepakatan bahwa LBH akan menfokuskan diri dalam mempromosikan pemenuhan hak-hak ekosob dimasing-masing kantor selain program menahun YLBHI-LBH Kantor seperti Akses to Justice, Legal Reform dan Democration Assesment.
Menariknya, ketika itu kita semua tidak mem-brake-down rumusan program secara mendetail, pembagian peran dan srategi apa yang akan dilakukan. Seiring dengan itu, LBH Kantor banyak yang terikat kontrak pelaksanaan program dengan lembaga donor. Antara program YLBHI dengan kantor yang bekerjasama dengan donor tidaklah singkron satu sama lain. Sehingga, peran mendasar YLBHI untuk memfasilitasi kampanye isue LBH kantor tidaklah terjadi. Ibarat anak ayam kehilangan induk, itulan perumpamaan yang paling tepat dalam permasalahan ini. Permasalahan lainnya yang mendera LBH adalah minimnya konsolidasi antara YLBHI dengan LBH Kantor dan minimnya pengembangan kapasitas anggota kantor LBH yang dilakukan oleh YLBHI. Kalaupun ada, konsolidasi hanya dilakukan tiap tahun (Rakernas) dan website LBH. Ironis kondisi lokomotif pro demokrasi (YLBHI) yang disegani oleh NGO yang lain.
Laporan ini oleh LBH Padang dibuat sebagai bahan Rapat Kerja Nasional YLBHI tahun 2005.
Silahkan unduh Laporan LBH Padang untuk Rakernas YLBHI 2005 (Bahasa Indonesia, PDF File)