Protes Gelar Negarawan SBY, Korban Kebebasan Agama Datangi Wantimpres

Para korban pelanggaran kebebasan beragama yang menyebut diri Sobat KBB dan koalisi masyarakat sipil dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) hari ini, Jumat (10/5) mendatangi kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Mereka meminta agar Wantimpres memberi pertimbangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait penghargaan World Statesman yang diberikan Appeal of Conscience di New York kepada presiden.

“Kami dari sobat KBB telah jadi korban dan akan jadi korban lagi, kami datang untuk sampaikan Beliau tidak pernah menyelesaikan pelanggaran kekebasan agama di Indonesia bahkan lebih fokus ke luar (negeri),” kata Pendeta Palti dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia yang turut dalam pertemuan di Gedung Wantimpres, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (10/5).

Sobat KBB dan koalisi masyarakat sipil tersebut diterima Anggota Wantimpres bidang Hukum dan HAM, Albert Hasibuan. Peserta aksi yang hadir sedikitnya 20 orang terdiri dari perwakilan dari Ahmadiyah, Syiah, Gereja Krsiten Indonesia (GKI) Yasmin, HKBP Filadelfia, penganut kepercayaan Sunda Wiwitan.

BerikutnyaWahid Institute, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Jakarta, KontraS, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) dan Human Rights Working Group (HRWG) serta Indonesian Legal Research Center (ILRC).

Appeal of Conscience merupakan lembaga yang mempromosikan nilai-nilai toleransi keberagamaan agama dan kepercayaan. Presiden pada akhir Mei rencananya akan bertolak ke New York untuk menyerahkan hasil High Level Panel, Agenda Pembangunan Global Pasca 2015 sekaligus menerima penghargaan tersebut.

Menurut Sobat KKB dan LSM yang hadir, Presiden SBY selayaknya mengukur diri dan tak menerima penghargaan negarawan dalam bidang penegakan toleransi dan kerukunan tersebut mengingat masih banyak kasus-kasus intoleransi terhadap kaum minoritas di Tanah Air.

Oleh karena itu Wantimpres harus memberi masukan pada Presiden SBY untuk merefleksikan dan mengintrospeksi kondisi bangsa dan menolak penghargaan tersebut.

“Kami sangat berharap kejujuran itu, bagaimana seorang presiden bisa maju kaki berdarah-darah,” kata Nia Sjarifuddin dari ANBTI yang turut menemui anggota Wantimpres hari ini.

Selain menemui Wantimpres, para peserta aksi juga menyerahkan surat kepada Presiden SBY yang dititipkan kepada Albert Hasibuan.

 

Sumber : beritasatu.com

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *