Prov. Jabar Lemah Lindungi Kelompok Minoritas Terkait Penyerangan Ahmadiyah

Peristiwa penyerangan sekelompok massa terhadap jamaah Ahmadiyah di Tasikmalaya pada Minggu (5/5/2013) dinihari, menambah panjang aksi kekerasan berbasis agama di Jabar.

Kejadian itu juga menunjukkan Provinsi Jabar merupakan provinsi yang paling lemah memberikan perlindungan/jaminan terhadap kelompok-kelompok minoritas.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung Arip Yogiawan kepada wartawan, Senin (6/5/2013), di Kantor LBH Bandung, Jln. Juanda, Kota Bandung.

“Dan sepertinya, kekerasan-kekerasan berbasis keyakinan yang terjadi di Jabar, selalu lepas dari pantauan aparat penegak hukum,” katanya.

Menurut Arip, berdasarkan sejumlah kesaksian, aksi anarkis di Tasikmalaya itu sudah dideteksi sejak awal oleh kepolisian.

“Malah, kata seorang jamaah Ahmadiyah, anggota dari Polsek Salawu sudah memberi tahu jika akan ada pergerakan massa ke lokasi,” ujarnya.

Informasi polisi itu menyebutkan, massa akan bergerak ke lokasi pada Sabtu (4/5/2013) sekitar pukul 9.00 hingga 11.00 WIB. Polisi pun telah menyiagakan pasukan pengendalian massa (dalmas).

“Tapi Sabtu sore, pasukan dalmas ditarik. Padahal polisi sudah tahu jika Jamaah Ahmadiyah akan melakukan kegiatan pengajian atau majelis taklim sampai Minggu siang. Akibatnya, terjadilah penyerangan itu,” kata Arip.

Peristiwa itu menunjukkan polisi kurang maksimal menjamin keamanan warga saat berkegiatan di kawasannya sendiri.

“Padahal polisi yang memberitahu agar hati-hati dan waspada. Artinya kan polisi sudah tahu tapi malah membiarkan,” katanya.

Arip menuntut Kapolri agar melakukan evaluasi internal di tubuh kepolisian serta mengusut tuntas kasus tersebut.

Dia juga meminta Pemprov. Jabar bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memberi jaminan/perlindungan kepada kelompok minoritas.

Peristiwa penyerangan terhadap Jamaah Ahmadiyah terjadi pada Minggu (5/5/2013) dini hari di Kampung Sindang Desa Cipakat Kec. Singaparna dan Kampung Wanisagara Desa Tejowaringin Kec. Salawu Kab. Tasikmalaya.

Massa yang berjumlah sekitar 150 orang menyerang dan merusak 3 mobil, 1 motor, 29 rumah, Madrasah Diniyah Imamudin, SDN I Tenjowaringin, Masjid Baitussubhan dan Musholla Nurul Khilafat.

 

Sumber : pikiran-rakyat.com

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *