FPR Menyikapi Konferensi Asia Afrika ke 60-Tahun Dengan Rangkaian Kegiatan Kampanye Rakyat Asia-Afrika

IMG-20150402-WA0023

Kami dari FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR) merupakan aliansi multisektoral yang terdiri dari organisasi massa buruh, petani, pemuda-mahasiswa, perempuan, BMI, penggiat Hukum, Lingkungan, Akademisi serta LSM dan NGO, menggalang  persatuan untuk menyikapi Konferensi Asia Afrika ke-60 Tahun. Kegiatan kampanye Rakyat Asia-Afrika ini kami beri TEMA“Perkuat Persatuan Rakyat Asia-Afrika melawan Neo-kolonialisme Pimpinan AS: Berjuang untuk kemerdekaan dan kedaulatan rakyat Asia-Afrika!”. Tema inilahir atas analisis objektif FPR yang memandang adanya pengkhianatan cita-cita KAA yang dideklarasikan 1955 di Indonesia. Dasar didirikannya KAA 1955 adalah semangat perjuangan dan persatuanNegara Asia Afrika untuk melawan penjajahan dan neo-kolonialisme AS di negara-negara Asia Afrika,serta memberikan dukungan ke negara-negara di Asia Afrika yang sedang berjuang untuk mencapai kemerdekaan yang berpegang pada pedoman  Dasasila Bandung.

 

Semangat KAA merupakan semangat yang cukup tegas untuk menyatakan sikap menolak segala bentuk penjajahan di seluruh dunia khususnya Asia Afrika. Hal ini tercermin jelas dalam isi deklarasi hasil pertemuan KAA 1955. Dimana negara-negara peserta bersepakat untuk bahu-membahu mengatasi dan memerangi segala bentuk penjajahan yang senantiasadilancarkan imperialisme, khususnya Amerika Serikat. Perjuangan anti imperialisme KAA ini lahirdarisemangatrakyat yang menjadilokomotifsejarahkemerdekaan di Negara-negara Asia Afrika. Karena tanpa peran rakyat dalam perjuangan kemerdekaan, tidak akan mungkin muncul sebuahkeberanian dari pemerintahan  Asia Afrika untuk menjalankan KAA 1955 dalammelawan Neo-kolonialisme imperialisme AS.

 

Dalam perkembangannya, semangat anti imperialismsebagai amanat KAA 1955, setahap demi setahap mulai memudar dan berubah orientasi. Pemerintahan Negara-negara Asia Afrika berlahan-lahan tunduk atas dominasi bentuk penjajaan baru (Neo-kolonialisme) imperialisme khususnya pimpinan AS. KAA kini bukan lagi menjadi forum perjuangan dan persatuan Negara Asia-Afrika untuk melawan dominasi dan intervensi Imperialisme AS yang bertujuan menguasai kekayaan alam dan manusia sepenuhnya di Asia Afrika. Namun prakteknya kini, Konferensi Asia Afrika yang  pernah diselenggarakan pada 2005 di Jakarta dan Bandung, hanya menjadi forum bagi Negara-negara Maju (imperialisme) beserta korporasi raksasanya untuk semakin mengikat negara-negara Asia Afrika menjalankan kebijakan Neo-liberalisme melalui rejim-rejim Asia Afrika. Dalampertemuan KAA 2005 menghasilkanNAASP (New Asian-African Strategic Partnership, KerjasamaStrategis Asia-Afrika yang baru).NAAPS memprioritaskankemitraan yang meiliputisolidaritaspolitik, kerjasamaekonomidanhubungansocialbudayasertamembahas pula tentangperjuangankemerdekaanPalestina. Akan tetapi, NAAPS yang berlandaskan Dasasila Bandung hanya menjadi kedok. Karena inti pertemuan KAA 2005 yakni lebihmenekankanpadaaspekkerjasamainvestasi, keuangan, perdagangan, energi, kesehatan, pertanian, pendidikan yang seluruhnya terintegrasidengankebijakan Neo-liberalismeImperialisme AS. Hal tersebut, menjadi ancaman bagi seluruh rakyat Asia Afrika yang berjuang secara konsisten dari dulu hingga kini agar lepas dari cengkraman Neo-kolonialisme imperialisme AS yang merampas kemerdekaan, kedaulatan dan kemandirian Negara-negara Asia Afrika.

 

Sementara itu, dalam rangka konferensi Asia Afrika ke 60 tahun yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung oleh pemerintahan Indonesia yang mengundang kurang lebih 109 Negara, 25 Organisasi Internasional serta 650 CEO Perusahaan Korporat milik imperialisme pada 19-24 April 2015 ini, akan tidak ubahnya dengan pertemuan 2005. Adapun tema yang diangkat mereka “Memperkuat kerjasamaNegara-negaraselatan untuk mendorong kesejahteraan dan kemakmuran dunia” adalah sebuah kebohongan besar. Sebab, forum ini akan tetap menjadi pertemuan yang mendorong kepentingan imperialisme khususnya AS untuk melipatgandakan penguasaan atas sumber daya alam dan manusia di tengah kondisi krisis global yang masih menghantam AS sejak krisis 2008. Penguatan kebijakan Neo-liberalisme dengan bentuk meningkatkan investasi, pencabutan subsidi, pemberian utang, pembangunan megaproyek infrastuktur, penerapan politik upah murah, perluasan perampasan tanah, deregulasi, privatisasi BUMN, akan ditekankan secara kuat oleh negara-negara imperialisme khususnya AS di Asia Afrika terutama di Indonesia dalam KAA. Saat ini saja di bawah kekuasaan Jokowi-JK, telah menunjukkan loyalitasnya untuk menjalankan kebijakan neo-liberalisme imperialisme AS di Indonesia.  Wujud konkretnya aalah kebijakan anti rakyat mulai dari penaikan harga BBM-TDL-elpiji & kebutuhan pokok, pencabutan subsidi pendidikan-kesehatan-transpotasi massal (KA),  pembangunan bersandarkan investasi dan hutang, SDA semakin dikuasai asing, menjalankan Megaproyek infrastuktur, menghambat pemberantasan korupsi dan penegakan HAM serta lainnya.

 

Oleh karena itu, kami dari FPR menyampaikan kepada rakyat Indonesia, rakyat Asia Afrika serta kepada rekan-rekan media, dalam rangka menyikapi konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung, FPR akan menyelenggarakan pula kampanye Rakyat Asia Afrika yang bertujuan untuk menggalang persatuan rakyat Indonesia, rakyat Asia Afrika untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan yakni mengembalikan semangat anti neo-kolonialisme Imperialisme AS dalam KAA. Rakyat harus menolak KAA dijadikan sebagai forum oleh imperialisme AS untuk memasifkan kepentingannya menguasai kekayaan alam dan manusia sepenuhnya di Asia Afrika melalui rejim-rejimnya. Rakyat harus bersuara untuk menyampaikan bahwa kemerdekaan sejati, kedaulatan dan kemandirian adalah hak rakyat Asia Afrika tanpa dominasi dan intervensi neo-kolonialisme imperialisme AS.  Secara khususnya FPR mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk terlibat aktif mengkampanyekan penolakan atas seluruh kebijakan rejim Jokowi-JK yang sangat tunduk menjalankan kebijakan Neo-liberalisme imperialisme AS di Indonesia, yang saat ini sangat menyengsarakan rakyat Indonesia.

 

Adapun rangkaian kegiatan  Kampanye Rakyat Asia Afrika Anti Imperialisme yang digagas FPR Nasional dan Bandung selaku Penyelenggara di antaranya:

 

1. Diskusi Publik Tentang KAA

2. Konferensi Pers

3. Aksi Massa dalam Pembukaan KAA di Jakarta serta di berbagai daerah dan di FPR Luar negeri

4. Aksi Piket 20-23 April di Jakarta

5. Forum Rakyat; Tentang Megaproyek Infrastuktur dan Pelanggaran HAM di bandung  (22 April)

5. Konferensi Petani Se-Asia

6. Konferensi Rakyat (22-23 April)

7.Deklarasi hasil konferensi rakyat dan parade di bandung (24 April)

8. Forum menolak Privatisasi Air oleh Swasta dan Asing.

9. Mengundang Dubes Palestina dan Venezuela

Demikian pers realese ini FPR buat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Hidup Persatuan Rakyat Indonesia dan Asia Afrika Melawan Dominasi Imperialisme menuju Negara yang merdeka, mandiri dan berdaulat sepenuhnya.

 

FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR);

1. GABUNGAN SERIKAT BURUH INDEPENDEN (GSBI)

2. ALIANSI GERAKAN REFORMA AGRARIA (AGRA)

3. ASOSIASI TENAGA KERJA INDONESIA (ATKI)

4. PIMPINAN PUSAT FRONT MAHASISWA NASIONAL (PP FMN)

5. SERIKAT PEREMPUAN INDONESIA (SERUNI)

6.EKNAS WAHANA LINGKUNGAN HIDUP (EKNAS WALHI)

7. WAHANA LINGKUNGAN HIDUP JABAR (WALHI JABAR)

8. LIGA MAHASISWA UNTUK DEMOKRASI (LMND)

9. YAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM INDONESIA (YLBHI)

10. LEMBAGA BANTUAN HUKUM JAKARTA (LBH JAKARTA)

11. LEMBAGA BANTUAN HUKUM BANDUNG (LBH BANDUNG)

12. PUSAKA

13. SAWIT WATCH

14. ARCHIPELAGO COMMUNITY

15. GERAKAN RAKYAT INDONESIA (GRI)

16. SERIKAT PEMUDA JAKARTA (SPJ)

17. INSTITUT NASIONAL DEMOKRASI STUDI (INDIES)

18. PP PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA (PP PMKRI)

19. PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII BANDUNG)

20. GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA BANDUNG (GMKI BANDUNG)

21. FRONT MAHASISWA DEMOKRATIK (FMD)

22. UNIT KAJIAN SOSIAL & KEMASYARAKATAN (UKSK UPI BANDUNG)

23. FRONT MAHASISWA NASIONAL BANDUNG (FMN BANDUNG)

24. LAKI ‘45

25. ALIANSI GERAKAN REFORMA AGRARIA JABAR (AGRA JABAR)

26. ALIANSI JURNALIS INDONESIA BANDUNG (AJI BANDUNG)

27. INSTITUT PEREMPUAN (IP)

28. BURUH MIGRAN INDONESIA SAUDI ARABIA (BMISA)

Jakarta, 02 April 2015

Hormat kami,

FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR)

RUDI HB. DAMAN

Koordinator Umum

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *